KawalSumut.Com – Sihar P.H Sitorus, Anggota DPR RI dari Fraksi PDI-Perjuangan mengisi Orasi Ilmiah bertajuk “Pengembangan Karakter sebagai Cerminan Pribadi Bangsa”, Sabtu (19/10). Orasi Ilmiah ini diberikan dalam rangka Wisuda Universitas Satya Negara Indonesia (USNI) di Universitas Terbuka Convention Center.
Sihar yang juga merupakan Ketua Badan Pengurus Harian Yayasan Abdi Karya USNI tersebut, ikut melantik 503 wisudawan/wisudawati universitas tersebut. USNI sendiri didirikan pada tahun 1989 oleh Alm. Sutan Raja D. L. Sitorus yang merupakan ayahanda dari Sihar sendiri.
“USNI berdiri diinspirasi oleh keinginan beliau menjadikan masyarakat Indonesia bisa mendapatkan pendidikan tinggi yang berkualitas namun terjangkau oleh masyarakat, agar dapat menjadi pandai dan mampu bersaing di kancah perebutan pekerjaan atau menjadi seorang wirausahawan,” ujar Sihar dengan mata yang berbinar.
USNI berasal dari kata Satya yang berarti setia, benar atau dalam bahasa India diartikan Satya itu sebagai Tulus Hati, sedangkan Negara berarti organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyat. Sehingga secara umum, Universitas Satya negara Inonesia berarti Lembaga Pendidikan Tinggi yang dengan setia, tulus hati dan benar mendidik anak bangsa agar dapat Setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sihar kemudian menjelaskan mengenai peran karakter dalam kemajuan bangsa. Menurutnya, karakter merupakan suatu dimensi psikososial dari diri individu yang mana bisa dibentuk dengan tata cara yang bertahap dalam jangka waktu yang panjang.
“Seringkali pembentukan karakter anak dimulai sejak dalam kandungan hingga dirinya dewasa dengan keterlibatan peran keluarga dalam pembentukan kepribadian,” ujar Sihar.
Lebih lanjut, Sihar memaparkan karakter merupakan suatu keadaan yang berinteraksi secara internal dalam diri Individu dan memiliki keterkaitan yang erat dalam konteks lingkungan tempat Individu berada.
Sihar juga menjelaskan ada dua jenis kedirian manusia, yakni yang bersifat publik dan privat. Menurutnya, kelemahan kebanyakan orang Indonesia terletak pada kedirian publik.
“Hal ini dengan mudah dilihat, bagaimana orang-orang dengan latar pribadi yang baik terseret arus negatif begitu mengemban jabatan-jabatan publik,” papar Putra D. L. Sitorus ini.
Oleh karena itu, Sihar berharap USNI dapat mengambil peran penting dalam pembentukan karakter untuk membentuk jati diri manusia demi terciptanya pribadi rakyat Indonesia yang berkeberadaban dan bermoralitas dalam kehidupan sosialnya. Terutama agar para lulusannya mampu bersaing di era digital 4.0. Sihar berharap yang dibentuk bukan hanya sekedar skill (keterampilan) tetapi yang terpenting adalah karakter.
“Jalan utama mempersiapkan skill yang yang paling mudah ditempuh adalah memiliki perilaku yang baik (behavioral attitude), meningkatkan kompetensi diri dan memiliki semangat literasi,” tutur Sihar.
Secara global, Sihar juga berharap seluruh elemen dalam negara meliputi masyarakat, bangsa, negara, dan institusi pendidikan dapat bergandengan tangan dalam menciptakan karakter unggulan bangsa.
“Semua warga masyarakat, bangsa, dan negara, pendidik dan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan formal dan nonformal, sampai dengan para pemimpin dalam semua level mempunyai tugas dan tanggung jawab moral untuk dapat memahami (knowing), mencintai (loving) dan melaksanakan (implementing) nilai-nilai etika inti (core ethical values) dalam kehidupan pribadi dan masyarakat secara keseluruhan untuk membangun keberadaban bangsa yang bermartabat,” ujarnya.
Maka dari itu, sebagai penutup, Sihar menjelaskan bahwa pendidikan untuk pengembangan karakter sebagai cerminan Bangsa Indonesia memerlukan upaya-upaya pencerahan dalam membentuk kepribadian, watak, dan karakter generasi muda sekarang agar menghasilkan insan-insan unggulan di segala bidang untuk kemajuan bangsa dan Negara Indonesia.
