Hukum

Polda Sumut: Kelompok Teror Bom Berkomunikasi Melalui Media Sosial

Kabid Humas Polda Sumatera Utara Kombes Tatan Dirsan Atmaja mengaku, kebanyakan terduga teroris yang ditangkap karena dianggap terlibat dalam kasus bom Mapolrestabes Medan masih berusia muda.

Penangkapan tersebut setelah Aparat kepolisian melakukan pengembangan terkait kasus bom bunuh diri yang dilakukan Rabbial Muslim Nasution di Mapolrestabes Medan, beberapa waktu lalu.

Dari pengembangan kasus ini, tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri dan Polda Sumatra Utara telah meringkus sebanyak 71 orang yang diduga terlibat dalam kasus teror bom Rabbial.

“Rentang usianya mulai 20-35 Tahun,” kata Tatan seperti yang dikutip dari Medanheadlines.com Rabu (20/11/2019).

Tatan juga menjelaskan kelompok ini diduga menggunakan media sosial untuk alat berkomunikasi. Selain itu, polisi terus mendalami soal temuan ini. Mereka mencari tahu apakah perekrutan kelompok yang belum bisa disebutkan identitasnya tersebut melalui media sosial.

“Kami melakukan patroli dunia maya 24 jam. Jadi apabila menemukan, kami akan laporkan ke Direktorat Cyber di Direktorat Kriminal Khusus Polda Sumut,” katanya.

Kata Tatan, kelompok yang baru diringkus tersebut melakukan aktifitanya secara tersembunyi.

“Mereka merekrut tim, dan berpindah pindah. Media sosial menjadi sarana komunikasi kepada mereka,” katanya.

Tatan juga mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya dengan isu yang beredar di media sosial. Supaya masyarakat bisa terhindar dari penyebaran terorisme.

“Ini kita tidak pungkiri, media sosial saat ini banyak digunakan oleh usia muda,” katanya.

Diketahui, teroris Rabbial Muslim Nasution (24) melakukan aksi bom bunuh diri di Markas Polrestabes Medan pada Rabu (13/11/2019) sekitar pukul 08.45 WIB. Ledakan itu juga mengakibatkan enam korban terluka, masing-masing empat polisi, satu pegawai harian lepas (PHL), dan satu warga sipil.

Selain itu, ledakan bom bunuh diri tersebut mengakibatkan sejumlah kendaraan rusak. Tiga di antaranya kendaraan dinas dan satu kendaraan pribadi.

“Mereka merekrut tim, dan berpindah pindah. Media sosial menjadi sarana komunikasi kepada mereka,” katanya.

Tatan juga mengimbau masyarakat agar tidak mudah percaya dengan isu yang beredar di media sosial. Supaya masyarakat bisa terhindar dari penyebaran terorisme.

“Ini kita tidak pungkiri, media sosial saat ini banyak digunakan oleh usia muda,” katanya.

Diketahui, teroris Rabbial Muslim Nasution (24) melakukan aksi bom bunuh diri di Markas Polrestabes Medan pada Rabu (13/11/2019) sekitar pukul 08.45 WIB. Ledakan itu juga mengakibatkan enam korban terluka, masing-masing empat polisi, satu pegawai harian lepas (PHL), dan satu warga sipil.

Selain itu, ledakan bom bunuh diri tersebut mengakibatkan sejumlah kendaraan rusak. Tiga di antaranya kendaraan dinas dan satu kendaraan pribadi.

Tags
Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close