Ramai

Didemo Ratusan Nelayan, Edy Rahmayadi Usir Pendemo

Ribuan nelayan yang tergabung dalam Himpunan Nelayan Kecil Modern Sumatera Utara menyerbu Kantor Gubernur Sumatera Utara di Jalan Diponegoro, Kamis (13/09). Mereka menuntut keadilan dari Pemprov Sumut dengan mengeluarkan izin melaut. Salah seorang lelaki yang berorasi mengenakan pakaian berwarna putih menyebut mereka sudah 15 hari tidak melaut.

Pasalnya, saat ini nelayan dengan kapal bermuatan 5 GT (gross tonnage) atau tonase kotor kerap ditangkap sehingga banyak nelayan tidak bisa mencari nafkah untuk keluarga. “Anak istri menjerit, tidak bisa bayar uang sekolah dan makan karena tidak ada uang. Beberapa kawan kami ditembak dan ditangkap,” kata orator tersebut.

Lebih lanjut, dia menjelaskan para nelayan kerap kali diperlakukan sebagaimana teroris saat melaut. “Teringat 3 hari yang lalu, kawan kami diberondong dan tiga korban berserakan ditengah laut. Kami diberondong seperti teroris. Padahal kami bukan penjahat, tapi kami saat ini terpenjara dengan Permen 71 (Peraturan Menteri) yang seperti tidak berprikemanusiaan,” tegasnya.

Ia menjelaskan, bahwa tanah, bumi dan laut bukan untuk penguasa. “Makanya kami para nelayan turun ke jalan. Karena saat ini, ada nelayan yang ditembak dan dibakar. Tolonglah kami hanya nelayan kecil. Ada 17 orang saudara kami masih ditahan di Polair Polda Sumut, dengan tuduhan pencuri dan perampok,” ujar orator.

Saat mereka berunjukrasa, Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi langsung turun ruang kerja di lantai 10 Kantor Gubernur Sumut, menerima para pengunjuk rasa. Edy Rahmayadi pun menyampaikan niat akan membawa Sumatera Utara bermartabat, namun diberikan kesempatan.

“Saya tidak mau rakyat ini dibodoh-bodohi. Saya tidak mau rakyat ini miskin mengerti. Nanti saya atur. Saya baru lima hari jadi gubernur udah kau demo. Apa urusan kalian. Orang aku tidak tahu apa itu nelayan ini,” ujarnya.

Edi Rahmayadi pun kemudian menyampaikan agar para pendemo mendengarkannya saat ia berbicara. Edy kemudian menyuruh para warga baiknya salat dzuhur daripada melakukan unjuk rasa yang membuat kemacetan arus lalu-lintas.

Saat Edy Rahmayadi tengah berbicara meminta para pendemo melaksanakan salat, seorang ibu pun yang memegangi corong pelantang suara (mikrofon) mengatakan sudah menunaikan shalat.

“Setuju kalian saya jadi gubernur,” tanya Gubernur Edy Rahmayadi. Para pendemo pun menyampaikan setuju. “Kalau setuju dengarkan saya, kalau kalian tidak setuju biar mundur saya,” sambung Edy Rahmayadi.

“Udah ngomong aja oma-oma (emak-emak, Red) ini. Ngomel aja. Oma-oma ini, capek juga kita diajak ngomong,” ujar Edy sembari mengambil corong pelantang suara dari si emak-emak. Satpol PP yang berjaga pun menyuruh dan mengarahkan sang ibu keluar dari lokasi berdemo.

Kemudian Edy Rahmayadi kembali berbicara dan mengutarakan keinginannya untuk membawa Sumatera Utara bermartabat, tiba-tiba seorang ibu nyeletuk. “Kami tidak mau ini ini berlarut-larut,” celetuk sang ibu seraya menunjukkan poster berwarna kuning. Edy Rahmayadi pun langsung bereaksi atas ucapan sang ibu.

“Ibu berdiri, keluar jalan. Ibu berdiri keluar jalan. Ibu berdiri keluar jalan. Saya tak senang kalau saya ngomong, orang ngomong. Ayo, ini yang pegang kertas-kertas kuning semua yang ngomong ini,” ujarnya.

“Rakyat Sumatera Utara bukan cuma kalian. Yang satu minta begini. Yang satu minta begini. Kalian libur terus. Ini yang harus diatur,” ujarnya. Kemudian dia pun mengutarakan para koordinator tinggal di tempat dan melakukan dialog dengannya, namun yang lain membubarkan diri, begitu juga yang punya sound system segera membawanya pulang.

Seorang ibu pun kembali menyampaikan jangan ada yang bubar, sehingga Edy Rahmyadi pun menyuruh polisi mengurus sang ibu, seraya menyampaikan bahwa ibu tersebut bukan rakyat Sumatera Utara.

Perlu diketahui, ribuan massa dari nelayan tradisional dari berbagai daerah di Sumut tersebut berunjuk rasa meminta Gubernur untuk memberikan kejelasan terkait tidak dikasihnya mereka mencari ikan di laut oleh pemerintah setempat.

(Sumber: tribunnews.com)

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close