Regional
Trending

BMKG Sebut Sumut Berpotensi Tsunami, Namun Warga Tak Perlu Khawatir

Bencana tsunami yang terjadi di Selat Sunda dan Lampung Selatan, menjadi kekhawatiran bagi warga Sumatera Utara (Sumut).

Pasalnya Lampung Selatan yang secara geografis, wilayahnya terletak di pulau Sumatera ini, juga dekat dengan Sumut.

Namun meski demikian, Kabid Geofisika Potensial dan Tanda Waktu BMKG Hendra Suwarta Suprihatin mengimbau kepada warga Sumut agar tidak perlu khawatir, meski Sumut juga berpotensi gempa dan tsunami.

“Potensinya memang ada, tetapi warga tak perlu khawatir, karena 5 menit terjadi gempa berpotensi tsunami, sirine di Sibolga berbunyi,” kata Hendra, Senin (24/12/2018).

“BMKG akan langsung memberikan peringatan kepada warga untuk segera menyelamatkan diri. Jadi sekitar 10-15 menit, warga masih bisa menyelamatkan diri,” sambungnya.

Lebih lanjut, Hendra menjelaskan di Sumut, seperti di pantai barat Sumatera, tidak ada gunung, sehingga tsunami yang terjadi, selalu diawali dengan gempa tektonik, tidak seperti yang terjadi di Banten kemarin. Di Selat Selat Sunda, tsunami diawali dengan longsornya material anak gunung Krakatau, sekitar 84 hektar material gunung tersebut jatuh ke laut, yang menyebabkan air laut menjadi naik dan menyebabkan tsunami.

“Kita belum memiliki alat pendeteksi peringatan tsunami yang disebabkan gunung merapi, sehingga tsunami yang terjadi di Banten dan Lampung Utara kemarin sulit di deteksi dan tidak ada peringatan,” ungkapnya.

Masih kata Hendra, selama ini, BMKG hanya memberikan peringatan masih terkait gempa tektonik, karena hanya itu yang ada alat pendeteksinya.

“Ke depan BMKG berencana bekerjasama dengan pihak Geologi membuat koneksi untuk peringatan gunung api,” jelas Hendra.

Untuk diketahui, peringatan dini gelombang tinggi dari BMKG, yang berlaku sejak 23 Desember 2018, pukul 07.00 WIB hingga 26 Desember 2018, pukul 07.00 WIB, terdapat pola tekanan rendah 1006 hPa di Samudera Pasifik Utara Halmahera.

Pola angin umumnya bergerak dari barat-barat laut pada wilayah Indonesia bagian utara dengan kecepatan angin berkisar 5-20 knot.

Sementara di bagian selatan Indonesia, angin bergerak dari barat daya-barat laut dengan kecepatan angin berkisar 5-25 knot.

Kecepatan angin tertinggi terpantau di Laut Jawa bagian barat, Laut Sulawesi, perairan utara Halmahera hingga Papua.

Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di wilayah-wilayah, di antaranya Perairan Utara Sabang, Perairan Sabang Banda Aceh, Perairan Barat Aceh, dan Samudera Hindia Barat Sumatra. Diperkirakan tinggi gelombang 1,25-2,5 M.

(Sumber: tribun-medan.com)

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Close