NasionalTapteng & Sibolga
Mendagri: Penjarahan di Sibolga Terjadi karena Bantuan Terhambat ke Daerah Terisolir

Jakarta, KawalSumut.com ~ Muhammad Tito Karnavian mengatakan bahwa aksi penjarahan yang terjadi di Sibolga, Sumatera Utara, merupakan dampak dari kesulitan penyaluran bantuan ke wilayah terisolir pascabanjir bandang.
Menurut mantan Kapolri itu, kondisi akses yang terputus membuat “dropping” logistik tidak bisa dilakukan secara cepat. Di wilayah yang terdampak, stok makanan pun menipis sehingga sebagian warga memilih memasuki toko dan minimarket untuk mendapatkan kebutuhan pokok.
“Tadi masalah penjarahan, ya, ini beberapa daerah yang terjadi, kebanyakan yang terekspos di daerah Sibolga. Karena memang banyak yang daerah yang terisolir tadi, dan gak gampang untuk langsung melakukan dropping (bantuan) kepada mereka. Stok mereka mungkin kurang, lapar, tapi kemudian ada yang masuk ke pertokoan,” ungkap Mantan Kapolri tersebut di kantor Kemendagri, Senin, 1 Desember 2025.
Tito mengingatkan bahwa fenomena serupa pernah terjadi saat bencana di Palu ketika semua akses lumpuh, membuat penjarahan terhadap gudang penyimpanan logistik sampai toko-toko menjadi sulit dihindari.
Penegakan hukum pun sudah dijalankan. Aparat dari Polres Sibolga telah mengamankan 16 orang yang diduga terlibat aksi penjarahan di beberapa minimarket.
Sementara itu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bersama pemerintah pusat dan aparat keamanan termasuk TNI/Polri telah dikerahkan untuk memastikan bantuan logistik bisa tersalurkan. Upaya distribusi dilakukan melalui darat, laut, maupun udara, tergantung akses ke daerah terdampak.
Pemerintah menegaskan akan terus mempercepat proses bantuan agar stok kebutuhan dasar di Sibolga dan sekitarnya segera pulih, serta mencegah kekosongan logistik yang bisa memicu insiden serupa. (KS)



