Politik
E-Government, Mozarella, Sidat, Beras, Banyuwangi Layak Diaplikasikan untuk Dapil 2 Sumut

KawalSumut.Com – Sihar Sitorus Center (SSC) melakukan Studi Banding ke Provinsi Jawa Timur, tepatnya di Kabupaten Banyuwangi dimulai pada hari, Jumat (24/01). Rombongan dipimpin oleh ketua SSC, Charles Panjaitan, didampingi beberapa staff Tenaga Ahli DPR RI Sihar Sitorus, dan staff SSC.
Sihar Sitorus Center (SSC) adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat yang dibina langsung oleh Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan II Sumatera Utara, Sihar Sitorus. SSC berfokus pada pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup mereka terkhusus masyarakat di Dapil II Sumatera Utara. Kunjungan tersebut diagendakan dalam rangka mendapatkan wawasan tentang cara pengembangan potensi daerah untuk kepentingan masyarakat kecil.
Kunjungan kali ini, diawali dengan kedatangan ke Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Rombongan diterima langsung oleh Sekretaris DPMD Pemkab Banyuwangi, Sunarto didampingi oleh para Pejabat dari Dinas Perikanan, Pertanian dan Perikanan di lingkungan Pemkab Banyuwangi.
Charles Panjaitan sendiri mengungkapkan bahwa kedatangan rombongan ke Banyuwangi karena ingin belajar dan ingin menerapkan apa yang telah dilakukan Banyuwangi untuk diaplikasikan ke Sumatera Utara.
“Kedatangan kami ke sini ingin belajar atas keberhasilan Banyuwangi untuk diterapkan di Dapil Bapak Sihar Sitorus yaitu Sumatera Utara,” ungkap Charles Panjaitan ketika beramah tamah di Kantor Pemkab Banyuwangi.
Kunjungan kali ini membahas mengenai sistem e-government, yakni penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk memberikan informasi dan pelayanan bagi warganya, urusan bisnis, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pemerintahan. Banyuwangi sendiri telah menerapkan sistem ini di pemerintahannya.
Selain itu, kunjungan di hari pertama ini rombongan SSC didampingi Dinas Perikanan mengunjungi Pantai Cemara yang telah menjadi destinasi wisata unggulan di Banyuwangi, Jawa Timur. Salah satu pantai yang berada di ujung timur Pulau Jawa ini terletak di Dusun Rowo, Desa Pakis atau sekitar tiga kilometer dari pusat kota Banyuwangi.
Tak hanya menawarkan keeksotisan, pantai yang di kelilingi 19 ribu pohon cemara, di pantai ini juga terdapat konservasi penyu. Kegiatan konservasi penyu ini mulai dilakukan pada tahun 2013 dihadiri Kepala Desa dan Lurah setempat, serta pihak dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi. Beberapa masyarakat dan juga pengunjung yang sedang ada di sana turut mengikuti kegiatan tersebut.
“Penyu memang sudah lama mendarat di sini (Pantai Cemara), tapi tidak sebanyak sekarang. Bertambahnya penyu yang mendarat disini dikarenakan kami memperbanyak pohon cemara disekitar pantai,” ujar salah satu warga yang menjadi anggota kelompok KUB (Kelompok Usaha Bersama) Pantai Rejo dan Pok Maswas Pantai Rejo.
Semua kegiatan terkait konservasi penyu tercatat baik dan rapi apalagi penyu di wilayah Jawa Timur sudah langka dan perlu dilestarikan.
“Jadi ketika menemukan telur, maka kita ukur kedalamannya sehingga ketika kita pindah kepenangkaran akan kita sesuaikan tinggkat kedalamannya juga,” jelasnya.
Pada kunjungan kedua, Rombongan SSC menuju ke PT Iroha Sidat Indonesia, sebuah perusahaaan yang bergerak di bidang budidaya perikanan dan pengolahan sidat (Anguilliformes) di Indonesia. Perusahaan ini melakukan budi daya sidat di Banyuwangi dimana asal glasseel didominasi ditangkap di wilayah sini. Selanjutnya, sidat yang dipanen dari tambak akan diolah menjadi sidat panggang dengan saus (unagi kabayaki) di pabrik pengolahannya untuk memenuhi pangsa pasar domestik dan internasional.